Senin, 25 November 2013

SAPTA TIMIRA

Pengertian Sapta Timira
         
Kata Sapta Timira Berasal dari bahasa Sansekerta dari kata “Sapta” yang berarti tujuh, dan kata “Timira” yang  berarti gelap, suram, awidya.  Jadi Sapta Timira  berarti “tujuh kegelapan”. Yang dimaksud tujuh kegelapan adalah tujuh unsur  atau sifat yang menyebabkan pikiran orang menjadi gelap/mabuk.


Bagian - bagian Sapta Timira
               
Berdasarkan kitab kekawin Niti Sastra, disebutkan 7 macam unsur yang dapat menyebabkan orang menjadi mabuk (Awidya). Ketujuh unsur tersebut disebut Sapta Timira. Berikut adalah bagian-bagian dari Sapta Timira:

  1. 1.      Surupa            
  2. 2.      Dhana             
  3. 3.      Guna
  4. 4.      Kulina
  5. 5.      Yohana
  6. 6.      Sura
  7. 7.      Kasuruan

1. Surupa

Surupa artinya kecantikan atau ketampanan , kecantikan atau ketampanan dibawa semenjak kita lahir dan merupakan anugrah Hyang Widhi Wasa. Bagi yang mendapat anugrah wajah cantik dan tampan harus bersyukur atas anugrah tersebut. Namun, tidak semestinya takabur, apalagi dimanfaat untuk kepentingan Adharma.

Dampak Positif.
           
Kecantikan semestinya diimbangi dengan budi pekerti yang baik. Seseorang yang dapat mengimbangi kecantikannya dengan moral yang baik,  mungkin akan seperti gambar disamping.
Disamping adalah gambar artis yang terkenal akan kecantikannya. Selain bermodal keacantikan. Seorang artis harus mempunyai moral yang baik, karena artis sering kali menjadi panutan para penggemarnya. Jika semua artis memiliki moral yang brobok, maka jadi seperti apakah dunia ini?

Dampak Negatif.

Diatas sudah di jelaskan, bagi yang mendapat anugrah wajah cantik dan tampan harus bersyukur atas anugrah tersebut. Namun, tidak semestinya takabur, apalagi dimanfaat untuk kepentingan Adharma. Seperti gambar disamping, ini adalah contoh suatu kecantikan yang tidak diimbangi dengan moral yang baik.


2. Dhana

Dhana berarti memiliki kekayaan. Kekayaan sungguh banyak gunanya . Untuk itu, semua orang berhak memperoleh kekayaan, menyiapkan ketrampilan, disiplin, dan rajin sembahyang merupakan salah satu untuk memperolehnya.

Dampak Positif.
           
Jika membicarakan dampak positif dari Dhana, nah, inilah salah satunya. Jika seseorang di anugrahi kekayaan oleh tuhan, alangkah baiknya jika jika sebagian dari hartanya di sumbangkan kepada fakir miskin. Meskipun jumlahnya sedikit, tetapi maknanya sangat besar bagi penerimanya.

Dampak Negatif.

Kekayaan memang sangat berarti bagi semua orang, tetapi dalam memperolehnya, jangan memakai cara yang melawan Dharma (Adharma). Seperti Gayus, yang menghalalkan segala cara untuk mendapat kekayaan. Nah, itulah dampak negatif dari Dhana.


3. Guna

Guna artinya kepandaian. Kepandaian bagaikan pisau bermata dua, jika berada pada yang baik mental dan moralnya akan menjadi suatu yang amat berguna, dan jika berada pada orang yang bermoral brobok  maka hancurlah dunia dan segala isinya.

Dampak Positif.

 Gambar disamping adalah salah satu contoh dampak positif dari Guna atau kepandaian. Beliau adalah Enstein, yaitu seorang penemu yang penemuannya sudah diakui, dan sangat bermanfaat bagi dunia. Ini adalah suatu bentuk dimana Guna atau kepandaian disertai dengan moral yang baik.

Dampak Negatif.

Bom atom yang di jatuhkan di Hiroshima dan Nagashaki adalah salah satu contoh dampak negatif Guna. Ini merupakan dampak jika Kepandian(Guna) disertai dengan budi pekerti yang kurang. Sama seperti yang sudah di jelaskan diatas bahwa Guna atau kepandaian jika berada pada orang yang bermoral brobok  maka hancurlah dunia dan segala isinya.


4. Kulina
          
Kulina berarti keturunan. Keturunan di dalam beberapa masyarakat dunia memegang peranan penting, karena dari keturunan ia akan dikenal siapa sebenarnya dia itu. Orang dari keturunan keluarga terhormat, seperti putra raja, artis, orang-orang berjasa, berbudi baik dll. Karena banyak cucunya, sampai anak cucunya menerima pengahargaan itu.

Dampak Positif.

Dampak positif dari Kulina atau keturunan adalah dari keturunan ia akan dikenal siapa sebenarnya dia itu. Seperti gambar berikut. Ini adalah gambar presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Ia sangat terkenal dan sangat dihormati di seluruh dunia. Karena Obama memiliki banyak saudara, mungkin Saudaranya itu juga mendapatkan gelar kehormatan (sebagai saudara Obama) 

Dampak Negatif.

Mabuk karena keturunan adalah langkah yang menyesatkan diri sendiri karena akan tertanam sifat yang sombong, angkuh, dan merendahkan orang lain. Seperti Ibu mantan Presiden RI. Megawati . Beliau selalu menyombongkan bahwa ia adalah anak
Presiden pertama RI Ir. Soekarno


5. Yohana
         
Yohana artinya masa remaja/muda. Masa ini penuh gejolak, kreativitas, kekuatan, kecerdasan, dan keindahan yang sangat hebat.

Dampak Positif.

 Masa remaja(Yohana) adalah masa dimana seseorang sangat rentan terhadap pengaruh buruk dari luar. Alangkah baiknya masa remaja ini diisi dengan  kegiatan yang positif seperti gambar disamping. Ini adalah gambar Sekaa Teruna Teruni yang sedang ngayah. Kegiatan seperti ini sangat  bagus untuk meningkatkan moral anak remaja.

Dampak Negatif.

Masa remaja adalah masa terindah, untuk itu jangan mabuk ketika memasuki masa ini. Yang dianggap mabuk pada masa iniantara lain kebut-kebutan, merokok, bermalas-malasan, berkelahi dll. Akibatnya yaitu menjadi pemuda yang tak berguna dan hanya menjadi beban orang tua.


6. Sura

Sura artinya minuman keras. Dalam upacara Hindu, minuman keras diperuntukan bagi Bhuta Kala, seperti tuak dan brem. Selain minuman tersebut beredar juga minuman keras lain, seperti bir, whiskey, brendy dll. Yang berakibab buruk bagi kesehatan tubuh.

Dampak Positif.
          
Dalam agama Hindu, minuman keras banyak digunakan untuk upacara agama seperti, Tuak, Arak, Brem dll. Yang peruntukan untuk Bhuta Kala.

Dampak Negatif.
         
Minuman keras atau alkohol sangat bertentangan dengan nilai kesucian hidup. Akibat mabuk kesehatan menjadi terganggu, mengacau masyarakat, tabrakan, pemerkosaan, bahkan ada yang sampai membunuh karena mabuk.


7. Kasuran

Kasuran artinya berani. Setiap orang perlu mempunyai keberanian, tanpa keberanian hidup cenderung menderita
           
Dampak Positif.

Ini adalah salah satu dampak positif dari Kasuran atau keberanian. Lihat gambar di samping, ini adalah gambar prajurit perang yang berani mati untuk membela negaranya.

Dampak Negatif.

Keberanian yang melanggar Dharma adalah mabuk keberanian, sebagai contoh gambar disamping, mereka berani bertarung mati-matian hanya karena merebutkan hal yang sepele.



Kesimpulan :

Sapta Timira adalah tujuh kegelapan yang membuat seseorang mabuk.
Selain Sapta Timira memiliki dampak negatif,  jika dapat dikendalikan Sapta Timira bisa berdampak positif dalam kehidupan kita

Senin, 18 November 2013

Manfaat "Kamboja" bunga khas pulau Bali

Bunga kamboja, mungkin bunga yang satu ini identik dengan dunia mistik dan horornya,..Tanaman kamboja ini di satu sisi fisiknya kelihatan indah namun karena sering ditanam dan tumbuh di sekitar kuburan membuat tanaman ini identik dengan hal-hal yang gaib dan mistik. Namun bila kita telusuri lebih jauh lagi ternyata kandungan bunga kamboja cukup banyak manfaatnya bagi tubuh. Mayoritas  penduduk di Indonesia memang  belum banyak yang memanfaatkan fungsi tanaman kamboja,  selain digunakan untuk penghias taman kuburan. Namun di beberapa daerah seperti diBali, bunga kamboja selain digunakan sebagai tanaman hias, tanaman kamboja juga digunakan untuk menggelar berbagai upacara keagamaan, penenang jiwa, dan lainnya. Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa bunga kamboja juga bisa dimakan layaknya bunga-bunga lainnya seperti bunga pepaya dan bunga turi. Khasiat memakan bunga kamboja ini antara lain untuk meredakan demam, menghentikan batuk, melancarkan keluarnya air seni, menghentikan mencret, dan lainnya. Dan berikut ini merupakan contoh pemanfaatan tanaman kamboja untuk kesehatan.


  • Antibiotik dan Mengobati Sakit Gigi
    Getah kamboja mengandung alkaloid, tanin, flavonoid dan triterpenoid yang sangat bermanfaat untuk antibiotik, tentunya dengan dosis yang tepat. Tanaman kamboja juga disebut sangat ampuh untuk mengobati sakit gigi berlubang.Caranya yakni dengan mengambil beberapa tetes getah kamboja dengan menggunakan kapas, kemudian letakkanlah kapas tersebut pada gigi yang sakit. Dosisnya cukup 1-2 kali saja perhari.Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa pengobatan dengan getah tersebut sifatnya hanya sementara dan tidak bisa difungsikan untuk menuntaskan rasa sakit gigi tersebut.
  • Teh Bunga Kamboja
    Begitu juga dengan bunga kamboja yang dikonsumsi dengan cara menyeduhnya dengan teh sangat berkhasiat untuk memberikan efek sejuk untuk pencernaan Anda. Makanya sebaiknya Anda meminum teh bunga kamboja ini secara rutin untuk merasakan khasiatnya secara nyata.
  • Mengobati Bisul
    Cara pemakaian untuk mengobati bisul ialah dengan cara memanaskan daun kamboja di atas api sampai layu, kemudian olesi dengan minyak zaitun. Lalu, daun tersebut ditempelkan pada bisul dalam keadaan masih panas.
  • Mengobati Kaki Bengkak
    Akar dan batang kamboja juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati kaki bengkak dan tumit yang pecah-pecah. Caranya dengan merebus akar dan daunnya sampai mendidih kemudian tambahkan garam mineral. Lalu gunakan air rebusan daun, akar, dan garam tersebut untuk merendam kaki yang bengkak dua kali sehari.
  • Gonorrhoea dan Borok
    Ada yang meyakini bahwa dengan meminum rebusan akar kamboja, penderita penyakit menular seksual (PMS) kencing nanah atau gonorrhoea dapat dibantu mengatasinya. Oleskan getah kamboja pada borok yang sudah dicuci dengan air hangat.
  • Sebagai Makanan dan Minuman
    Jangan terkejut jika bunga kamboja juga bisa dimakan, dan dibuat teh. Untuk tujuan konsumsi, sangat dianjurkan memilih yang organik, yaitu kamboja yang ditanam dan dirawat tanpa menggunakan bahan kimia. Persiapannya mudah saja, ambil beberapa bunga, lalu cuci bersih menggunakan air dingin. Keringkan dengan kertas pengering. Selanjutnya bunga itu dapat langsung dicampurkan dengan sayur selada untuk salad. Kelopak bunga kamboja yang segar dapat juga ditaburkan di atas nasi putih atau merah untuk menambah aroma dan keindahan sajian. Bisa juga digoreng dengan tepung untuk camilan, seperti tempura khas Jepang.

Selasa, 27 Agustus 2013

Kisah tentang Raja Mayadanawa


Mayadanawa adalah seorang raja yang memerintah di Bedahulu Bali yang merupakan putra dari Raja Sri Jayapangus dengan Dewi Danu sebagaimana disebutkan dalam kisah Barong Landung sebagai peringatan kemenangan dharma yang dirayakan sebelum hari rayagalungan.

Diceritakan sebelum Prabu Mayadanawa menjadi raja di Bali, sebagaimana yang disebutkan dalam babad kayu selem, di Bali bertahta seorang raja bernama Detya Karna pati dengan abiseka çri Jayapangus yang berkeraton di Balingkang. 

Setelah wafatnya Raja Jayapangus, Bali dipimpin oleh Mayadanawa sebagai seorang raja.

Mayadanawa selama memerintah di Bedahulu didampingi oleh seorang patih yang amat terkenal bernama Kala Wong dan pusat pemerintahannya terletak di Batànar (Pejeng). untuk memegang tampuk pemerintahan.

Pada awal pemerintahan Mayadanawa pulau Bali tidak jauh berbeda dengan masa pemerintahan çri Jaya pangus yang berkeraton di Balingkang. Namun hal ini tidaklah dapat berlangsung lama sebab sifat loba, tamak angkara murka serta“Nyapa kadi aku” makin menyelubungi hatinya. 

Prabu Mayadanawa tidak ingat akan dirinya sebagai seorang raja yang harus mengayomi dan melindungi seluruh rakyat, Mayadanawa tidak ingat akan kebesaran Tuhan yang telah menjadikannya hidup dan menjelma sebagai manusia, bahkan dengan tegas Mayadanawa menghalangi dan melarang rakyat untuk menghaturkan sembah, pemujaan dan yadnya.

Rakyat Bali tidak diperkenankan sujud kehadapanNya sebab Mayadanawa berpendapat, tidak ada yang lebih kuasa, kuat dan berpengaruh selain dirinya, oleh karena itu tidaklah ada gunanya menghaturkan sajian kepada Ida Sang Hyang Widhi Waça, Tuhan Yang Maha Esa kecuali kepada dirinya. 

Tindakan di atas amat merisaukan para dewata sebab sejak saat itu rakyat Bali tidak ada yang berani menghaturkan sembah dan bakti kepadaNya.

Mereka takut melakukannya, khawatir serta cemas dikenakan hukuman ataupun siksaan oleh Mayadanawa, Kegelisahan para dewata makin tidak dapat dibendung lagi.

Akhirnya para Bhatara dan dewata di Tolangkir menghadap Hyang Pramesti Guru, memohon agar Prabu Maya danawa yang mencemaskan penduduk Bali dimusnahkan dari madyaloka. 

Hyang Pramesti Guru memerintahkan para dewata para resi dan tidak ketinggalan Bhatara Indra agar turun ke Bali untuk melenyapkan raja Mayadanawa. 

Setibanya turun di Bali terjadilah pertempuran yang dasyat antara bala tentara Mayadanawa dengan para dewata, Korban diantara kedua belah pihak berjatuhan dan pertempuran tetap berkobar dengan sengitnya.

Bala tentara Mayadanawa terdesak, tidak kuat melawan serangan para dewata yang dipimpin Bhatara Indra, Mayadanawa dan Patih Kala Wong melarikan diri tetapi walaupun menyamar menjadi berbagai bentuk, penyamarannya tetap diketahui Bhatara Indra. 

Mula - mula Mayadanawa menjelma menjadi pohon timbul, kemudian lari ke sorga menjadi seorang bidadari tetapi diketahui juga dan tak henti-hentinya dikejar Bhatara Indra. 

Perlu kami sampaikan bahwa pada Usana Bali dijelaskan banyak nama-nama desa yang dihubungkan dengan penjelmaan Mayadanawa dalam menyelamatkan dirinya dari kejaran Bhatara Indra. 

Misalnya tempat Mayadanawa menjelma :
  • Menjadi busung (daun kelapa muda) disebut desa Belusung, 
  • Tempat Mayadanawa menyamar menjadi pusuh (jantung pisang) disebut desa Paburwan, 
  • tempat Maya danawa menyamar menjadi batu besar sekarang disebut desa Sebatu.
  • Menjadi manuk (burung) disebut desa Manukaya  
  • Tempat Mayadanawa menyamar menjadi padi disebut desa Tampaksiring dan 
  • Terakhir sampailah ia pada suatu tempat dan menjelma menjadi padas (paras), Pada penjelmaan inilah akhirnya Mayadanawa dipanah oleh Bhatara Indra sehingga menemui ajalnya. Tempat terbunuhnya Mayadanawa dan Patih Kala Wong kini dikenal dengan nama desa Toya Dapdap dan Pangkung Petas. 
  • Sedangkan darah Mayadanawa yang terus mengalir menjelma menjadi sungai yang sekarang dikenal dengan nama sungai Petanu.

Tersebutlah dalam Purana Bali Dwipa setelah Bali mengalami kehancuran di bawah Mayadanawa dan setelah matinya Mayadanawa bertahta seorang raja bernama Sri Kesari Warmadewa Çaka 804. Aci-aci mulai lagi antara lain Hari Galungan.

Demikianlah sekilas tentang Raja Mayadanawa ini dijelaskan.

Tradisi dan fungsi "Ngelawang" mengikuti jaman


Sesuai arti katanya, ngeLawang dilakukan secara berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lainnya atau dari satu pintu ke pintu lainnya. Di dalam tarian ini ditampilkan 2 buah barong buntut (hanya bagian depan dari barong ket) dan sebuah punggalan(topeng) barong ket.
Apa yang kami saksikan pada hari ini tidak jauh berbeda dengan pemahaman yang digambarkan oleh Babad Bali  tersebut. Hanya saja barong yang dipergunakan dalam tradisi ngeLawang disini adalah Barong Bangkung (berupa sosok Babi) dan bukan Barong Ket.
Ngelawang memiliki makna melanglang lingkungan. Pada awalnya ngelawang adalah sebuah ritus sakral magis yang disangga oleh psiko-religi yang kuat. Benda-benda keramat seperti Barong dan Rangda, misalnya, diusung ke luar pura berkeliling di lingkungan banjar atau desa yang dimaknai sebagai bentuk perlindungan secara niskala kepada seluruh masyarakat.
Kehadiran benda-benda yang disucikan itu ditunggu dan disongsong dengan takzim oleh komunitasnya. Penduduk yang dapat memungut bulu-bulu Barong atau Rangda yang tercecer, dengan penuh keyakinan, menjadikannya obat mujarab atau jimat bertuah.
Tradisi ngelawang dalam konteks sakral magis sebagai persembahan penolak bala itu juga bermakna sama pada pentas ngelawang Galungan. Namun dalam perjalanannya, masyarakat Bali yang kreatif tak hanya ngelawang mengusung benda-benda sakral namun dibuat tiruannya untuk disajikan sebagai ngelawang tontonan. Itu merupakan sedikit dari asal muasal dan fungsi dari ngelawang
Anak-anak di Kabupaten Tabanan, Bali, memiliki kegiatan unik yang mendatangkan uang untuk mengisi libur sekolah mereka. Mereka mengamen, namun dengan menggunakan alat-alat musik tradisional dan sejenis barongsai yang kerap disebut Ngelawang Barong.
Hampir sebagian anak-anak sekolah di Tabanan,Kerambitan , Bali, selama liburan galungan dan kuningan, memanfaatkan hari-harinya untuk mencari tambahan jajan dengan mengamen keliling.
Uniknya kegiatan mengamen yang mereka lakukan, tidak menggunakan alat musik gitar, melainkan musik tradisional khas Bali, berupa seperangkat gamelan sederhana,yang terdiri dari kendang,kecek,kempul,serta beberapa perangkat tambahan lain dan barong. Dalam bahasa Bali kegiatan ini disebut Ngelawang Barong.
Tanpa malu anak-anak ini mendatangi rumah warga satu persatu. Setelah menemukan rumah berpenghuni, barulah mereka beraksi. Diiringi bunyi kentongan, barong yang dibawa dua anak menari mengikuti irama musik kentongan.
Mereka mendapatkan imbalan berupa sejumlah uang dari warga. Bagi anak-anak ini, inilah yang menjadi daya tarik kegiatan Ngelawang Barong. Sebab uang bisa mereka gunakan untuk menambah uang jajan hingga membeli buku sekolah. “Ikut Ngelawang untuk ngisi liburan. Sebentar lagi kan mau Hari Raya Kuningan,” kata seorang anak yang ikut Ngelawang Barong.
Ngelawang Barong merupakan tradisi masyarakat Bali yang biasanya digelar menjelang perayaan Hari Raya Kuningan. Namun anak-anak sekolah kerap memanfaatkannya untuk mencari uang tambahan.

Tahu kah anda apa itu Baris Cina?

Baris Cina dan Gong Beri



Baris Cina merupakan salah satu Tarian sakral yang lahir, tumbuh dan dilestarikan di Denpasar, tepatnya di Kelurahan Renon. Tidak banyak yang mengenal Baris Cina secara utuh, ada yang tau nama Baris Cina namun menganggap tarian tersebut serupa dengan Tari Baris lain yang juga berkembang di Bali. Bagi mereka yang pernah melihat secara langsung, akan diliputi berbagai pertanyaan, bagaimana dan darimana asal-usul tarian yang jika dilihat tampilan luarnya sama sekali tidak menggambarkan tampilan sebuah tarian yang lahir di Bali pada umumnya.
Keberadaan masyarakat penyungsung atau pemaksan Baris Cina memiliki kaitan erat dengan Pura Blanjong - Sanur, dimana lokasinya berdekatan dengan prasasti Blanjong yang menyebutkan kemenangan yang di raih oleh raja Warmadewa terhadap musuh-musuhnya. Dari cerita yang berkembang di masyarakat disebutkan bahwa, dimasa akhir perang, leluhur mereka pergi meninggalkan pemukiman mereka di pesisir Blanjong - Sanur menuju ke daerah baru.
Memang dari cerita yang kami dengar secara turun temurun, disana pernah terjadi perang, namun apakah jaman dinasti Warmadewa atau Majapahit, kami kurang jelas. Kalau kepercayaan kami disini adalah legenda I Renggan - I Renggin ketika akan menyerang Gunung Agung, terjadi pula perang disana.” ungkap Made Sutama, BE, seorang warga pemaksan yang sekaligus Bendesa Adat Desa Pekraman Renon.
Tari Baris Cina di Sakralkan oleh warga penyungsungnya di di Kelurahan Renon, tepatnya di Banjar Kelod - Renon - Denpasar. Sebagai tarian sakral, Baris Cina hanya dipentaskan di Pura Baris Cina itu sendiri, di Pura-pura dalam lingkungan desa Pekraman Renon dan juga di Pura-pura terkait seperti Pura Blanjong - Sanur, Pura Petitenget - kuta, Pura sakenan serta beberapa Pura lain sesuai dengan petunjuk yang ada.
Membahas Baris Cina maka sekaligus terkait dengan gamelan pengiringnya yaitu Gong Beri. Menurut masyarakat setempat, Gong Beri tersebut dibawa oleh para leluhur mereka ketika pindah dari Blanjong menuju kawasan Renon. Ketika itu Gong Beri hanya terdiri dari dua buah Gong yaitu Ber dan Bor, dimana kemudian ditambahkan beberapa jenis instrumen seperti kendang, tawa-tawa, ceng-ceng dan sebagainya.
Menurut Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA, yang pernah meneliti Gong Beri dan Baris Cina, menemukan bahwa Gong Beri - Ber dan Bor - berasal dari daratan Cina, dimana dalam penelitiannya mengenai Gong, persamaan dari Gong Beri masih ditemukan di Thailand yang hingga kini digunakan dalam upacara perkawinan. Demikianhalnya dengan keberadaan Gong Beri di Renon, yang pada awalnya digunakan dalam pesta pernikahan.
Tarian Baris Cina tercipta ketika Gong Beri telah ditambahkan berbagai instrument lain dan menjadi satu Barungan. Diawali dengan adanya warga yang trance dan berbicara bahasa Cina, maka dipilihlah nama Baris Cina sebagai nama tariannya.
Bahasa yang diucapkan oleh penari saat trance semacam dialek dalam pementasan kesenian dari daerah Punan di Cina.” terang Prof. Rai.
Tari Baris Cina terdiri atas dua kelompok penari yang semuanya laki-laki di mana setiap kelompok terdiri atas sembilan Penari termasuk satu orang komandan. Satu kelompok mengenakan pakaian hitam yang disebut Baris Selem, sedangkan kelompok lainnya berpakaian putih yang disebut Baris Putih. Gerak-gerak tari yang diperagakan oleh kedua kelompok tersebut menyerupai gerakan pencak silat dengan senjata pedang.
Setiap pementasan Tari Baris Cina selalu diawali dengan upacara yang dipimpin oleh seorang Pemangku Setempat. Setelah upacara dilaksanakan, para penabuh Gong Beri mulai memainkan satu buah lagu dilanjutkan dengan penampilan penari dari kelompok Baris Selem. Sesi kedua merupakan giliran kelompok Baris Putih mempertunjukkan kepiawaian mereka dalam memainkan jurus-jurus pedang mereka. Pada sesi terakhir merupakan bagian dimana kedua kelompok penari berhadapan dan siap untuk bertarung. Pada sesi puncak inilah para penari akan mengalami trance yang biasanya berlanjut dengan menarikan keris dan mereka yang trance akan menusuk dirinya. Aajaibnya tidak satupun dari mereka yang terluka. (**)
Sumber: sosbud.kompasiana.com

Senin, 26 Agustus 2013

Yuk, kenalan sama barong-barong bali

Barong Bali adalah satu di antara begitu banyak ragam seni pertunjukan Bali. Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan topeng dan kostum badan yang dapat dikenakan oleh satu atau dua orang untuk menarikannya. Di Bali ada beberapa jenis barong yakni Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Landung, Barong macan, Barong gajah, Barong Asu, Barong Brutuk, Barong lembu, Barong Kedingkling, Barong kambing, dan Barong Gagombrangan.

barong ket di bali

Barong Ket atau Barong Keketadalah barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan. Barong Ket memiliki perpaduan bentuk antara singa, macan,sapi dan naga. Badan barong ini dihiasi dengan kulit dengan ukiran indah dan kaca cermin kecil yang berkilauan ketika tertimpa cahaya. Bulu Barong Ket terbuat dari kombinasi serat daun pandan dan ijuk. Ada pula yang mengganti ijuk dengan bulu burung gagak.

Barong Ket ditarikan oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang. Juru Bapang pertama menarikan bagian kepala, sedangkan yang satunya di bagian ekor. Dalam pertunjukkan, Barong Ket ditarikan berhadapan dengan Rangda, yaitu sosok seram yang melambangkan adharma (keburukan). Pertempuran Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara dharma dan adharma (rwa bhineda) di alam semesta. Tari Barong Ket diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan.

Barong Bangkal

barong bangkal di bali

Barong Bangkal adalah barong dengan bentuk babi hutan / babi jantan dewasa. Biasanya Barong Bangkal dipentaskan dengan cara ngelelawang atau menari dari rumah ke rumah berkeliling desa pada saat perayaan hari raya Galungan-Kuningan. Barong ini juga merupakan hiburan yang sangat menarik bagi anak-anak karena ketika ngelawang biasanya Barong Bangkal akan mengejar anak-anak yang ikut menyaksikan barong ini. Alih-alih takut, anak-anak ini biasanya akan sangat senang dan malah menggoda Barong Bangkal agar terus mengejar mereka. Barong ini ditarikan oleh dua orang penari dengan iringan gamelan batel/tetamburan.

Barong Macan

barong macam di bali

Barong macan memang berbentuk seekor macan seperti namanya. Barong ini betuknya hampir mirip dengan Barong Ket, tapi dengan kulit loreng-loreng dan wajah/topeng macan. Pementasan Barong Macan juga dilakukan layaknya Barong Bangkal, yaitu ngelawang berkeliling desa. Biasanya, pementasan barong ini juga dilengkapi dengan dramatari semacam Arja (opera tradisional Bali). Barong macan ditarikan oleh dua penari dengan iringan musik gamelan batel.

Barong Gajah

barong gajah di bali

Seperti namanya barong ini tentu saja menyerupai seekor gajah. Barong ini termasuk barong yang langka dan jarang ditemui karena termasuk jenis barong yang keramat. Barong Gajah hanya terdapat di beberapa daerah di Gianyar, Tabanan, Badung dan Bangli. Barong ini ditarikan oleh dua orang penari sebagai kepala dan kaki. Pada saat-saat khusus, barong ini dipentaskan secara ngelewang dari rumah ke rumah berkeliling desa dengan iringan gamelan batel atau tetamburan.

Barong Asu

barong asu di bali

Asu berarti Anjing, jadi Barong Asumerupakan barong dengan bentuk menyerupai anjing. Sama seperti Barong Gajah, Barong Asu juga termasuk jenis barong yang langka. Barong ini hanya terdapat di beberapa desa di daerah Tabanan dan Badung. Biasanya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) pada hari-hari tertentu dengan iringan gamelan batel atau tetamburan atau beleganjur.

Barong Landung

barong landung di bali

Barong Landung adalah barong yang menyerupai manusia dengan perawakan yang sangat tinggi. Tinggi dari barong ini bahkan sekitar dua kali tinggi badan orang dewasa. Sosok laki-laki dinamakan Jero Gede, sedangkan pasangannya disebut Jero Luh. Konon, barong jenis dibuat untuk mengelabui mahluk-mahluk halus yang menebar bencana. Masyarakat Bali percaya bahwa mahluk-mahluk halus tersebut adalah kaki tangan Ratu Gede Mecaling, penguasa alam gaib di Lautan Selatan Bali yang berstana di Pura Dalem Ped, Nusa Penida. Untuk menangkal makhluk-makhluk tersebut, suatu waktu seorang pendeta menyarankan masyarakat untuk membuat patung yang mirip Ratu Gede Mecaling, yang sosoknya tinggi besar, hitam dan bertaring, lalu mengaraknya keliling desa. Ternyata cara tersebut berhasil. Para mahluk halus ketakutan melihat sosok yang mirip dengan tuan mereka. Hingga kini, di banyak desa, secara berkala masyarakat mengarak Barong Landung untuk menangkal bencana.

Barong Kedingkling atau Barong Blasblasan

barong blasblasan di bali

Barong Kedingkling disebut juga Barong Blasblasan atau Barong Nong-Nong Kling. Tidak seperti barong-barong yang sebelumnya telah dijelaskan, barong ini memang memiliki rupa yang sangat jauh dari jenis barong lainnya. Barong ini lebih menyerupai kostum topeng seperti yang biasanya dijumpai pada pertunjukkan tarian-tarian Bali. Tokoh-tokoh dalam barong Kedingkling persis dengan tokoh-tokoh dalam Wayang Wong. Saat menari, cerita yang dibawakannya pun adalah cuplikan dari cerita Ramayana terutama pada adegan perangnya. Barong Kedingkling banyak terdapat di daerah Gianyar, Bangli dan Klungkung.

Barong Brutuk

barong brutuk di bali

Diantara semua barong yang telah dijelaskan, Barong Brutuk adalah jenis barong yang paling langka. Barong ini hanya terdapat di desa Terunyan – Bangli, sebuah daerah tertutup di seberang Danau Batur yang juga terkenal akan keunikan proses pemakamannya. Barong ini memiliki bentuk yang lebih primitif dibandingkan dengan jenis barong Bali yang lain. Topeng barong ini terbuat dari batok kelapa dan kostumnya terbuat dari keraras atau daun pisang yang sudah kering. Barong ini melambangkan makhluk-makhluk suci pengiring Ida Ratu Pancering Jagat yang berstana di Pura Pancering Jagat, Terunyan. Penarinya pun tak boleh sembarangan. Orang yang boleh menarikan barong ini adalah remaja yang telah disucikan. Barong brutuk ditarikan dengan membawa cambuk yang dimainkan sambil berlari-lari mengelilingi pura. Barong ini diiringi dengan gamelan Beleganjur atau Babonangan.

Senin, 01 April 2013

Apa itu Panca Sradha??


Secara etimologi panca sradha berasal dari kata panca dan sradha. Panca berarti lima dan sradha berarti keyakinan. Jadi panca sradha adalah lima keyakinan yang dimiliki oleh umat Hindu.
1. Percaya terhadap adanya Brahman
2. Percaya terhadap adanya atman
3. Percaya terhadap adanya karmaphala
4. Percaya terhadap adanya punarbhawa
5. Percaya terhadap adanya moksa
Çraddhaya satyam apnoti, çradham satye prajapatih.
artinya : dengan sradha orang akan mencapai Tuhan, Beliau menetapkan, dengan sradha menuju satya. (Yajur Veda XIX.30)
1. Tuhan Yang Maha Esa / Sang Hyang Widi Wasa
siapa sih Tuhan itu? Tuhan adalah sumber dari segala yang ada dan akhir dari segala yang tercipta.
Ekam eva advityam Brahman yang berarti Tuhan hanya satu tidak ada yang kedua.(CU IV.2.1)
eko narayana na dwityo’sti kascit yang berarti hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya.
Dengan melihat kedua sloka diatas dapat disimpilkan bahwa Tuhan itu esa/satu tidak ada duanya.
Kita mengenal adanya Tri Purusa yaitu :
Paramasiwa : Tuhan yang tidak bisa dipikirkan, tak terbayangkan, murni, nirguna Brahman, trasenden.
Sadasiwa : Tuhan yang imanen, saguna Brahman disinilah Tuhan memiliki sifat seperti Cadhu sakti,astaiswarya.
Siwatman : Tuhan yang ada didalam makluk hidup.
sifat Tuhan :
Cadhu sakti :
Wibhu sakti artinya Tuhan bersifat maha ada
Prabhu sakti artinya Tuhan bersifat maha kuasa
Jnana sakti artinya Tuhan bersifat maha tahu
Kriya sakti artinya Tuhan bersifat maha karya
Astaiswarya :
Anima berarti kecil sekecil-kecilnya, lebuh kecil dari atom
Laghima berarti ringan seringan ringannya, lebih ringan dari udara
Mahima berarti maha besar, memenuhi ruangan
Prapti berarti serba sukses, dapat mencapai segala sesuatu yang dikehendaki
Prakamya berarti segala keinginan dapat tercapai
Isittwa berarti maharaja atau raja diraja
Wasitwa berarti maha kuasa dan mengatasi segala-galanya
Yatrakamawasayitwa berarti segala kehendaknya tak ada dapat menentang
2. Atman
Atman adalah sinar suci / bagian terkecil dari Brahman ( Tuhan Yang Maha Esa ). Atman berasal dari kata AN yang berarti bernafas. Setiap yang bernafas mempunyai atman, sehingga mereka dapat hidup. Atman adalah hidupnya semua makluk ( manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya ). Kitab suci Bhagawad gita menyebutkan sebagai berikut :
aham atma gudakesa, sarwabhutasaya-sthitah, aham adis ca madhyam ca, bhutanam anta eva ca”
artinya :
O, Arjuna, aku adalah atma, menetap dalam hati semua makluk, aku adalah permulaan, pertengahan, dan akhir daripada semua makluk.( Bhagawadgita X.20 )
Sifat – sifat atman meliputi :
a) acchedya berarti tak terlukai senjata,
b) adahya berarti tak terbakar oleh api,
c) akledya berarti tak terkeringkan oleh angin,
d) acesya berarti tak terbasahkan oleh air,
e) nitya berarti abadi,
f) sarwagatah berarti ada di mana-mana,
g) sathanu berarti tidak berpindah – pindah,
h) acala berarti tidak bergerak,
i) awyakta berarti tidak dilahirkan,
j) achintya berarti tak terpikirkan,
k) awikara berarti tidak berubah,
l) sanatana berarti selalu sama.
3. Karmaphala
Secara etimologi karmaphala berasal dari kata karma yang berarti perbuatan dan phalayang berarti hasil. Jadi karmaphala berarti hasil dari perbuatan yang kita lakukan. Hindu mengenal adanya hukum karmaphala yaitu hukum sebab akibat, setiapperbuatan yang kita lakukan pasti akan mendapakan hasilnya.
Berdasarkan waktu diterimanya phala dari suatu karma dibedakan menjadi tiga.
a.Sancita Karma Phala: Perbuatan dimas lampau/kehidupan lalu pada kehidupan sekerang kita terima hasilmnya.
b.Prarabda: Pebuatan sekarang sekarang juga kita terima hasilnya
c.Kryamana: Perbuatan pada kehidupan sekarang belum habis diterima hasilnya maka akan kita terima dapa kehidupan yang akan datang.
4. Punarbhawa
Punarbhawa berasal dari kata punar yang berarti kembali dan bhawa yang berarti menjelma / lahir. Jadi punarbhawa adalah kelahiran kembali. Punarbhawa juga sering disebut dengan Reinkarnasi.
“bahuni me vyatitani janmani tava carjuna, tany aham veda sarvani na tvam vettha parantapa”.
arti : Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu, demikian pula kelahiranmu,Arjuna;semuanya ini Aku mengetahuinya, tetapi engkau sendiri tidak, wahai Arjuna.( Bhagawadgita IV.5 )
5. Moksa
Moksa berasaldari akar kata “muc” yang berarti bebas. Bebas dari segala ikatan karma, ikatan duniawi( suka dan duka ) ikatan hidup, ikatan cinta kasih dll.
Tingkatan moksa :
1.SAMIPYA : Moksa dapat dicapai oleh para maha Rsi/yogi dengan kematangan tapa membuka intuisinya sehingga dapat menerima wahyu dan memahami hakekakat hidup sejati.
2.SARUPYA/ SADARMYA : Moksa yang dicapai oleh kesadaran sejati ketika atman dapat mengatasi segalanya . Hal ini dapat dicapai oleh Awatara. Beliau bisa mengatasi segalanya dan dapat menentukan sendiri kapan akan meninggalkian dunia ini.
3.SALOKYA : Adalah tingkatan Moksa yang dicapai oleh atman yang telah mampu mencapai tingkat Tuhan. Misalnya leluhur yang telah diaben.
4.SAYUJYA : Adalah tingkat kebebasan yang paling tinggi dimana atman telah bersatu dengan Brahman. Brahman Atman Aikyam. Brahman dan Atman tunggal.