- 1. Surupa
- 2. Dhana
- 3. Guna
- 4. Kulina
- 5. Yohana
- 6. Sura
- 7. Kasuruan
Senin, 25 November 2013
SAPTA TIMIRA
Senin, 18 November 2013
Manfaat "Kamboja" bunga khas pulau Bali
- Antibiotik dan Mengobati Sakit Gigi
Getah kamboja mengandung alkaloid, tanin, flavonoid dan triterpenoid yang sangat bermanfaat untuk antibiotik, tentunya dengan dosis yang tepat. Tanaman kamboja juga disebut sangat ampuh untuk mengobati sakit gigi berlubang.Caranya yakni dengan mengambil beberapa tetes getah kamboja dengan menggunakan kapas, kemudian letakkanlah kapas tersebut pada gigi yang sakit. Dosisnya cukup 1-2 kali saja perhari.Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa pengobatan dengan getah tersebut sifatnya hanya sementara dan tidak bisa difungsikan untuk menuntaskan rasa sakit gigi tersebut. - Teh Bunga Kamboja
Begitu juga dengan bunga kamboja yang dikonsumsi dengan cara menyeduhnya dengan teh sangat berkhasiat untuk memberikan efek sejuk untuk pencernaan Anda. Makanya sebaiknya Anda meminum teh bunga kamboja ini secara rutin untuk merasakan khasiatnya secara nyata. - Mengobati Bisul
Cara pemakaian untuk mengobati bisul ialah dengan cara memanaskan daun kamboja di atas api sampai layu, kemudian olesi dengan minyak zaitun. Lalu, daun tersebut ditempelkan pada bisul dalam keadaan masih panas. - Mengobati Kaki Bengkak
Akar dan batang kamboja juga bisa dimanfaatkan untuk mengobati kaki bengkak dan tumit yang pecah-pecah. Caranya dengan merebus akar dan daunnya sampai mendidih kemudian tambahkan garam mineral. Lalu gunakan air rebusan daun, akar, dan garam tersebut untuk merendam kaki yang bengkak dua kali sehari. - Gonorrhoea dan Borok
Ada yang meyakini bahwa dengan meminum rebusan akar kamboja, penderita penyakit menular seksual (PMS) kencing nanah atau gonorrhoea dapat dibantu mengatasinya. Oleskan getah kamboja pada borok yang sudah dicuci dengan air hangat. - Sebagai Makanan dan Minuman
Jangan terkejut jika bunga kamboja juga bisa dimakan, dan dibuat teh. Untuk tujuan konsumsi, sangat dianjurkan memilih yang organik, yaitu kamboja yang ditanam dan dirawat tanpa menggunakan bahan kimia. Persiapannya mudah saja, ambil beberapa bunga, lalu cuci bersih menggunakan air dingin. Keringkan dengan kertas pengering. Selanjutnya bunga itu dapat langsung dicampurkan dengan sayur selada untuk salad. Kelopak bunga kamboja yang segar dapat juga ditaburkan di atas nasi putih atau merah untuk menambah aroma dan keindahan sajian. Bisa juga digoreng dengan tepung untuk camilan, seperti tempura khas Jepang.
Selasa, 27 Agustus 2013
Kisah tentang Raja Mayadanawa
Diceritakan sebelum Prabu Mayadanawa menjadi raja di Bali, sebagaimana yang disebutkan dalam babad kayu selem, di Bali bertahta seorang raja bernama Detya Karna pati dengan abiseka çri Jayapangus yang berkeraton di Balingkang.
- Menjadi busung (daun kelapa muda) disebut desa Belusung,
- Tempat Mayadanawa menyamar menjadi pusuh (jantung pisang) disebut desa Paburwan,
- tempat Maya danawa menyamar menjadi batu besar sekarang disebut desa Sebatu.
- Menjadi manuk (burung) disebut desa Manukaya
- Tempat Mayadanawa menyamar menjadi padi disebut desa Tampaksiring dan
- Terakhir sampailah ia pada suatu tempat dan menjelma menjadi padas (paras), Pada penjelmaan inilah akhirnya Mayadanawa dipanah oleh Bhatara Indra sehingga menemui ajalnya. Tempat terbunuhnya Mayadanawa dan Patih Kala Wong kini dikenal dengan nama desa Toya Dapdap dan Pangkung Petas.
- Sedangkan darah Mayadanawa yang terus mengalir menjelma menjadi sungai yang sekarang dikenal dengan nama sungai Petanu.
Tersebutlah dalam Purana Bali Dwipa setelah Bali mengalami kehancuran di bawah Mayadanawa dan setelah matinya Mayadanawa bertahta seorang raja bernama Sri Kesari Warmadewa Çaka 804. Aci-aci mulai lagi antara lain Hari Galungan.
Demikianlah sekilas tentang Raja Mayadanawa ini dijelaskan.
Tradisi dan fungsi "Ngelawang" mengikuti jaman
Tahu kah anda apa itu Baris Cina?
Baris Cina dan Gong Beri
Baris Cina merupakan salah satu Tarian sakral yang lahir, tumbuh dan dilestarikan di Denpasar, tepatnya di Kelurahan Renon. Tidak banyak yang mengenal Baris Cina secara utuh, ada yang tau nama Baris Cina namun menganggap tarian tersebut serupa dengan Tari Baris lain yang juga berkembang di Bali. Bagi mereka yang pernah melihat secara langsung, akan diliputi berbagai pertanyaan, bagaimana dan darimana asal-usul tarian yang jika dilihat tampilan luarnya sama sekali tidak menggambarkan tampilan sebuah tarian yang lahir di Bali pada umumnya.
Keberadaan masyarakat penyungsung atau pemaksan Baris Cina memiliki kaitan erat dengan Pura Blanjong - Sanur, dimana lokasinya berdekatan dengan prasasti Blanjong yang menyebutkan kemenangan yang di raih oleh raja Warmadewa terhadap musuh-musuhnya. Dari cerita yang berkembang di masyarakat disebutkan bahwa, dimasa akhir perang, leluhur mereka pergi meninggalkan pemukiman mereka di pesisir Blanjong - Sanur menuju ke daerah baru.
Memang dari cerita yang kami dengar secara turun temurun, disana pernah terjadi perang, namun apakah jaman dinasti Warmadewa atau Majapahit, kami kurang jelas. Kalau kepercayaan kami disini adalah legenda I Renggan - I Renggin ketika akan menyerang Gunung Agung, terjadi pula perang disana.” ungkap Made Sutama, BE, seorang warga pemaksan yang sekaligus Bendesa Adat Desa Pekraman Renon.
Tari Baris Cina di Sakralkan oleh warga penyungsungnya di di Kelurahan Renon, tepatnya di Banjar Kelod - Renon - Denpasar. Sebagai tarian sakral, Baris Cina hanya dipentaskan di Pura Baris Cina itu sendiri, di Pura-pura dalam lingkungan desa Pekraman Renon dan juga di Pura-pura terkait seperti Pura Blanjong - Sanur, Pura Petitenget - kuta, Pura sakenan serta beberapa Pura lain sesuai dengan petunjuk yang ada.
Membahas Baris Cina maka sekaligus terkait dengan gamelan pengiringnya yaitu Gong Beri. Menurut masyarakat setempat, Gong Beri tersebut dibawa oleh para leluhur mereka ketika pindah dari Blanjong menuju kawasan Renon. Ketika itu Gong Beri hanya terdiri dari dua buah Gong yaitu Ber dan Bor, dimana kemudian ditambahkan beberapa jenis instrumen seperti kendang, tawa-tawa, ceng-ceng dan sebagainya.
Menurut Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA, yang pernah meneliti Gong Beri dan Baris Cina, menemukan bahwa Gong Beri - Ber dan Bor - berasal dari daratan Cina, dimana dalam penelitiannya mengenai Gong, persamaan dari Gong Beri masih ditemukan di Thailand yang hingga kini digunakan dalam upacara perkawinan. Demikianhalnya dengan keberadaan Gong Beri di Renon, yang pada awalnya digunakan dalam pesta pernikahan.
Tarian Baris Cina tercipta ketika Gong Beri telah ditambahkan berbagai instrument lain dan menjadi satu Barungan. Diawali dengan adanya warga yang trance dan berbicara bahasa Cina, maka dipilihlah nama Baris Cina sebagai nama tariannya.
Bahasa yang diucapkan oleh penari saat trance semacam dialek dalam pementasan kesenian dari daerah Punan di Cina.” terang Prof. Rai.
Tari Baris Cina terdiri atas dua kelompok penari yang semuanya laki-laki di mana setiap kelompok terdiri atas sembilan Penari termasuk satu orang komandan. Satu kelompok mengenakan pakaian hitam yang disebut Baris Selem, sedangkan kelompok lainnya berpakaian putih yang disebut Baris Putih. Gerak-gerak tari yang diperagakan oleh kedua kelompok tersebut menyerupai gerakan pencak silat dengan senjata pedang.
Setiap pementasan Tari Baris Cina selalu diawali dengan upacara yang dipimpin oleh seorang Pemangku Setempat. Setelah upacara dilaksanakan, para penabuh Gong Beri mulai memainkan satu buah lagu dilanjutkan dengan penampilan penari dari kelompok Baris Selem. Sesi kedua merupakan giliran kelompok Baris Putih mempertunjukkan kepiawaian mereka dalam memainkan jurus-jurus pedang mereka. Pada sesi terakhir merupakan bagian dimana kedua kelompok penari berhadapan dan siap untuk bertarung. Pada sesi puncak inilah para penari akan mengalami trance yang biasanya berlanjut dengan menarikan keris dan mereka yang trance akan menusuk dirinya. Aajaibnya tidak satupun dari mereka yang terluka. (**)
Senin, 26 Agustus 2013
Yuk, kenalan sama barong-barong bali
Barong Bali adalah satu di antara begitu banyak ragam seni pertunjukan Bali. Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan topeng dan kostum badan yang dapat dikenakan oleh satu atau dua orang untuk menarikannya. Di Bali ada beberapa jenis barong yakni Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Landung, Barong macan, Barong gajah, Barong Asu, Barong Brutuk, Barong lembu, Barong Kedingkling, Barong kambing, dan Barong Gagombrangan.
Barong Ket ditarikan oleh dua orang penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang. Juru Bapang pertama menarikan bagian kepala, sedangkan yang satunya di bagian ekor. Dalam pertunjukkan, Barong Ket ditarikan berhadapan dengan Rangda, yaitu sosok seram yang melambangkan adharma (keburukan). Pertempuran Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara dharma dan adharma (rwa bhineda) di alam semesta. Tari Barong Ket diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan.
Barong Bangkal
Barong Macan
Barong Gajah
Barong Asu
Barong Landung
Barong Kedingkling atau Barong Blasblasan
Barong Brutuk
Senin, 01 April 2013
Apa itu Panca Sradha??
1. Percaya terhadap adanya Brahman
2. Percaya terhadap adanya atman
3. Percaya terhadap adanya karmaphala
4. Percaya terhadap adanya punarbhawa
5. Percaya terhadap adanya moksa